KUDUS – Para santri MA. NU. Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, khususnya yang tergabung dalam Pengurus Pelajar (PP) atau Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), diberi wawasan mengenai kepemimpinan, baru – baru ini.
Wawasan kepemimpinan itu diberikan kepada para santri (siswa) MA. NU. TBS melalui Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) yang dilangsungkan di Aula MWC NU Kecamatan Dawe.
Wakil Kepala Madsarah Bidang Kurikulum, KH. Nur Khamim Lc. Pg.D mewakili kepala madrasah, KH. Musthofa Imron SHI., dalam kesempatan itu mengemukakan pentingnya pelatihan kepemimpinan untuk santri. ‘’LDK ini sangat penting untuk para santri,’’ katanya.
Wawasan kepemimpinan dinilai penting, karena pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin sesuai porsi masing – masing. ‘’Kepemimpinan ini terkait segala sesuatu yang terkait, mulai dari pemimpinnya, tipe – tipe pemimpin, dan lain sebagainya. Tetapi muaranya itu adalah leader-nya,’’ paparnya.
Lalu bagaimana menyiapkan pemimpin ideal? Untuk itu, jelas KH. Nur Khamim, seseorang harus dibekali dengan ilmu pengetahuan. ‘’Orang yang tidak mempunyai sesuatu tidak akan bisa memberi sesuatu. Jangankan kita. Nabi saja ‘mendapat instruksi langit’ untuk menambah ilmu setiap saat, sebagaimana disebutkan dalam al-quran, ‘wa qul rabbi zidni ilman’,’’ ungkapnya.
Selain itu, KH. Nur Khamim menambahkan, dalam menjalankan sebuah organisasi atau amanah kepemimpinan, dibutuhkan team work yang baik dan solid. Terkait hal ini, Umar Ibnu Khattab bisa menjadi salah satu contoh.
Dalam satu riwayat Nabi bersabda, ‘’Seandainya ada Nabi setelahku, maka Umar lah orangnya. Hanya saja, tidak ada Nabi setelahku. Maka saat Umar menjadi khalifah, ia masih mengangkat Ali Ibnu Abi Thalib sebagai penasihat pribadi di bidang hukum,’’ tutur KH. Nur Khamim.
Lalu saat Umar mengangkat Muawiyah Ibnu Abi Sufyan menjadi gubernur untuk tanah Syam, pada saat yang sama Umar mengangkat Sahabat Abu Darda’ sebagai penasihat Muawiyah. ‘’Abu Darda’ terkenal sebagai seorang yang zuhud dan wira’i, sehingga sangat tepat mendampingi Muawiyah yang ahli ketatanegaraan. Artinya, idealisme yang ada dipadukan dan diudukung dengan nilai – nilai spiritual,’’ katanya. (rsd)