Oleh: KH. Nur Khamim Lc. Pg.D
Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, didirikan oleh masyayikh dengan cita-cita mulia, yaitu untuk meraih dua kebahagiaan; kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Dalam mendirikan dan mengelola Madrasah TBS, ini tentu tidak mudah. Apalagi proses pendiriannya jauh sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya. Bisa dibayangkan, betapa riyadhoh dan perjuangan masyayikh agar madrasah bisa eksis, sangat berat.
Madrasah TBS sendiri, membawa visi yang sungguh mulia, yaitu ‘’Tangguh dalam Imtaq, Terdepan dalam Iptek, Santun dan Berkepribadian Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah’’.
Dengan visi tersebut, serta kualitas masyayikh pendiri madrasah dilanjutkan regenerasinya oleh masyayikh dan ustadz-ustadz yang mukhlisin, alhamdulillah Madrasah TBS Kudus senantiasa eksis, dan insyaallah akan selalu eksis.
Melihat rekam jejak pendiri dan visi madrasah, maka masalah etika, akhlaq al-karimah, tata krama, harus menjadi pondasi madrasah. Maka Saya berpesan kepada para santri dan alumni Madrasah TBS, agar senantiasa menjaga nama baik madrasah dan akhlaq.
Perlu diketahui, nama besar Madrasah TBS, kemasyhurannya sudah didengar di berbagai belahan dunia. Maka jangan sampai nama TBS tergadaikan oleh perilaku oknum santri yang menyimpang dari aturan dan ajaran agama. Wallahu a’lam. (*)
KH. Nur Khamim Lc. Pg.D,
Penulis adalah Wakil Kepala Bidang Kurikulum MA. NU. TBS Kudus dan pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Putri 2 Muria.
